Sejak PAUD hingga SMA, anak pastinya cenderung menunjukkan berbagai aktivitas harian yang berbeda-beda. Lalu bagaimanakah jika aktivitas ini memang sangat berbeda sekali dengan anak pada umumnya? Hal ini berkaitan erat dengan gangguan kesehatan mental anak.
Gangguan kesehatan mental anak ini bisa membuat anak menjadi lebih aktif atau lebih lambat. Biasanya anak juga akan menunjukkan gejala kesehatan yang berbeda. Oleh karena itu, ayah dan ibu wajib tahu gejala gangguan mental yang biasa dialami anak pada umumnya. Sebab jika ibu semakin dini mengenali hal tersebut tentunya penanganan juga akan lebih cepat.
Gangguan Kesehatan Mental Anak
Gangguan ini memang tidak akan sepenuhnya membuat anak menjadi tidak sadar. Akan tetapi, pergerakannya cenderung lambat dan juga adanya kejadian yang dialami anak diluar kendalinya. Untuk itulah, sangat penting bagi orangtua mengetahui apa saja gangguan kesehatan mental anak tersebut, antara lain:
1. Gangguan cemas
Rasa cemas biasa dialami oleh anak-anak karena mereka masih belum mengetahui banyak hal. Namun jika rasa cemas yang ditimbulkan berlebihan dan terlalu ekstrim justru si anak sudah mulai memasuki tahapan gangguan kesehatan mental anak.
Gangguan mental terjadi ketika anak terlalu berlebihan mengkhawatirkan hal-hal yang belum jelas terjadi. Adapun gangguan cemas ini bisa terjadi karena adanya faktor genetic dan juga trauma berat sehingga membuat mereka sangat takut ketika hal yang sama terjadi.
2. Autisme
Autism merupakan anak-anak dengan kejadian sulit bersosialisasi dan bahkan berbicara secara normal dengan anak lainnya. Sehingga mereka pun cenderung memilih untuk menikmati kesibukan dengan dunianya masing-masing.
Tidak hanya itu, pengidap autism juga sangat sulit sekali ketika diajak berinteraksi dan fokus dalam melakukan berbagai hal. Sebab fokusnya sudah ditujukan pada hal-hal yang memang disukainya saja.
3. Retardasi mental
Sebutan lain untuk istilah ini yaitu oligofrenia atau keterbelakangan mental. Retardasi mental terjadi karena adanya gangguan pada perkembangan intelegensi yang yang artinya kondisi mental anak tidak sesuai dengan usia yang seharusnya.
Penyebabnya pun bisa karena faktor patologis pada bagian otak yang mungkin saja terkena racun, infeksi, gen, atau trauma. Anda juga bisa tentukan gangguan ini dengan sikap anak dan melalui tes IQ.
4. Disleksia
Disleksia sendiri termasuk gangguan kesehatan mental anak yang dialami anak saat mereka kesulitan membaca atau menuliskan huruf secara berurutan dan teratur. Anda bisa lihat saat anak tidak bisa membaca ataupun membedakan susunan huruf dengan tepat meskipun kini usia nya sudah mulai beranjak dewasa.
Kemudian saat membaca, anak dengan disleksia juga seringkali melakukan kesalahan ketika membaca. Hal ini bukanlah karena mereka bodoh atau penyakit fisik lainnya. namun memang informasi yang diterima oleh otaknya sedikit berbeda.
5. Gangguan makan
Banyak sekali orang tua yang menyepelekan hal ini, sehingga tanpa disadari hingga dewasa anak pun mengalami gangguan makan. Kesulitan makan sendiri biasanya lebih sering dijumpai terhadap pola anak yang memang cenderung menolak makan. Meskipun makan, porsi yang dihabiskan sangat sedikit sekali,
6. ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
Adapun istilah Bahasa Indonesianya adalah GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian & Hiperaktivitas). Sifat yang dimilikinya yaitu neurobehavioral dimana mereka sangat sulit sekali jika diatur dan tidak peduli dengan berbagai nasihat orang sekitarnya. Selain itu, anak juga tampak kehilangan fokus pada suatu hal. Sehingga target pun tidak bisa terselesaikan dengan baik.
7. Gangguan bipolar
Apabila anak mengalami perubahan mood secara drastis tanpa adanya alasan yang kuat bisa jadi ia menderita gangguan bipolar. Misalkan saja menit pertama anak masih tampak bahagia dan gembira serta tidak ada masalah sama sekali. Namun saat menit ke 3 tiba-tiba saja menjadi sedih, menangis, dan depresi. Bahkan yang lebih parahnya ia ingin menyakit sampai membunuh diri sendiri.
Tentunya hal ini sangat berbahaya sekali untuk anak yang tidak mengetahui cara pengendalian dirinya dengan tepat. Namun sebagai orangtua, Anda bisa mengurangi gangguan bipolar ini dengan cara melakukan terapi atau metode lainnya.
8. Skizofrenia
Skizofrenia sendiri sudah biasa dialami oleh anak usia tanggung sampai masa pubertasnya yaitu 20 tahun. Penyakit ini dianggap sudah kronis karena anak mengalami kehilangan kemampuan untuk mengetahui apakah hal yang sedang dialaminya itu nyata atau hanya imajinasi saja. Anak juga cenderung merasa bahwa dengan melakukan hal buruk akan membuat mereka sadar.
Demikianlah beberapa gangguan kesehatan mental anak yang perlu Anda ketahui sejak dini. Adapun hal yang harus dilakukan oleh orangtua yaitu memberikan perhatian yang maksimal kepada anak. Kemudian juga memastikan bahwa anak telah mendapatkan pendidikan yang benar serta kasih sayang. Lalu perhatikan bagaimana kondisi lingkungan pergaulannya. Sehingga gangguan mental anak pun menjadi lebih berkurang.
Comments